Sabtu, 04 April 2020

Istri IMer

Saya masih ingat orang-orang yang mengejek dengan pertanyaan ‘masak apa suami hari ini?’ Cukup menunjukkan prasangka Mereka bahwa suami yang tidak kerja kantoran (seperti mereka) = pengangguran= numpang hidup sama istri yang bekerja. Tak apa mereka hanya belum tau. Berapa banyak hal yang akan mereka syukuri dan mereka idamkan jika menjadi si ‘suami pengangguran’ ini. Semoga Allah mengampuni mereka. 

Lalu, orang-orang yang sama mulai mengeluhkan hidup yang dijalani. Betapa mereka terjebak rutinitas dan tanggung jawab tahta yang menggeser kedudukan keluarga ke posisi 2. Tak apa, itulah jalan pahala nya jika diniatkan ibadah.

Ada lagi orang lain, teman maya suami yang minta ketemuan, mau sharing katanya. Kebetulan kali ini kami diajak. Ternyata ia salah satu vendor perusahaan tempat saya bekerja,  bahkan pernah ketemu di kantor waktu mau ketemu atasan saya, tapi saya sih ga ingat, haha maafkan ke-kurang-sosial-an saya. Panjang lebar cerita nya, menurut saya cukup menarik, ia dan istri nya sudah pernah mencoba berbagai bisnis offline yang lumayan besar, mulai dari Franchise ayam goreng, bimbingan belajar dan lain-lain. Cerita nya alur tak beraturan , ya kalo kami sambil makan karna ketemuan memang di resto keluarga gitu tapi si teman ini cuma pesen minuman aja, nampaknya memang meluangkan waktu banget mau ngobrol, seperti nya bosan jadi pegawai dan pengen bisnis online juga tapi belum berani full hijrah, biasalah, tipe karyawan di zona nyaman. 

Kami sempat kagum dengan banyaknya pengalaman bisnisnya sampe suami bilang, 
‘Pengen juga ya buka bisnis offline biar ga disangka pelihara tuyul mulu ‘ haha

Eh si teman langsung jawab
‘Ah Ngapain susah2 mikirin manajemen bisnis offline kalo duduk2 santai aja udah ngasilin banyak’ 

Wkwkw ya benar. Untuk apa bisnis hanya untuk pencitraan, hanya untuk pengakuan manusia. urusan orang berprasangka biar mereka tanggung sendiri dihadapan Tuhan. 

Mereka lanjut bahas yang lebih teknis, saya lanjut makan sambil nyuapin anak. 

Ada banyak lagi cerita lain, ada yang sempat meremehkan lalu datang mau belajar katanya, hanya karna ia telah melihat ‘bukti’ yang menurutnya masuk kategori sukses. ada yang sudah belajar tapi baru tau kalo hasil itu masih jauh, tidak ada sukses instan, mandek, susah katanya, yang seperti ini korban empuk investasi bodong bisnis abal2. 


Oh ya ada cerita lain yang saya ingat, ada vendor yang pernah nawarin kerja buat suami, trus saya tanya mau digaji berapa? UMR katanya, saya senyumin trus bilang makasih ga usah pak, saya tau niatnya baik, baik banget, maksudnya gapapa ikut aja dulu kerja daripada nganggur dan saya tau dia pikir saya menolak karna kerjaan itu kurang bergengsi, gajinya kecil, iya pak kecil, gimana bayar karyawan suami saya yang selama ini dikasih gaji diatas UMR (saat itu). Ya tentu tidak saja tidak saya jelaskan tentang itu, saya hanya beralasan tidak mau ada Conflict of interest. 

Yah begitulah dunia. Semua orang punya cerita sendiri, punya jalan sendiri, jangan iri jangan dengki, tetap ikhtiar dan syukuri. 

_istri IMer_








Tidak ada komentar:

Posting Komentar