Minggu, 25 Maret 2018

Gibran & Maryam

Gibran, nama anak pertama kami yang 3,5 tahun jadi anak tunggal dan kini jadi satu2nya yang berstatus sulung di rumah karna ayah-ibuk-adek adalah bungsu (untuk saat ini) 😁
Nama Gibran adalah pilihan Ayah, yang ternyata jauhhhh sebelumnya pernah ia jadikan salah satu nama tokoh dalam cerita fiksi yang ditulisnya dulu, mungkin nama itu sudah tersimpan di alam bawah sadar ayah ya, jadi bukan karna  niru anak presiden yaπŸ˜… karna itu juga baru tau belakangan namanya sama. Untuk nama depan dan tengahnya adalah pilihan ibuk yang disetujui bersama setelah sekali revisi. Ya, Gibran adalah nama belakang yang jadi nama panggilan, jadi jelas sekali kalo ada yang manggil Gibran dengan nama depannya berarti bukan orang yang kenal dekat atau bahkan ga kenal. 
Mengapa pakai huruf G, bukan J atau DJ? Untuk kami pribadi huruf G_pada Gibran_ selain lebih enak diucap dan didengar, rasanya lebih terkesan kokoh, penguatan karakter, dan cocok untuk seorang Abang sulung yang nanti akan jadi pelindung adik2nya. 

Lalu Maryam, nama utama,awal dan panggilan si adek, adalah pilihan ibuk sedangkan nama selanjutnya adalah pilihan Ayah dan ini juga sempat direvisi satu kali. Bedanya nama adek sudah fix jauh sebelum adek lahir, kalo nama Abang di surat keterangan lahir dari RS saja masih ditulis ‘Bayi Ny. Farah’ karna belum fix waktu itu πŸ˜…. 
Mengapa namanya terkesan ga ‘kekinian’? Hehe 😁 itu ada pertimbangan tersendiri. Maryam dipilih setelah Ibuk menguatkan niat untuk mengusahakan VBAC atas persetujuan Ayah dan didukung juga oleh keluarga lain ( ga ada yang protes maksudnya ☺️). Kata Ayah, kalo berhasil melahirkan normal, boleh pake nama ‘Maryam’.

Terus apa hubungannya Maryam sama VBAC? Nah terhubungnya karna Kisah Persalinan Maryam menjadi inspirasi terbesar ibuk untuk berupaya bisa melahirkan normal/per vaginam. Sumbernya jelas yaitu QS. Maryam 19: 22-26 yang juga disebutkan pada beberapa referensi misalnya Buku Persalianan Maryam (Bidan Mugi Rahayu) dan buku Amani Birth (Aisha Al Hajar). Sedikit tentang proses VBAC ibuk bisa dibaca pada postingan sebelumnya.

Harapan Ayah&Ibuk semoga Abang Gibran dan Adek Maryam menjadi anak-anak Qurrata’ayyun, soleh&soleha, cerdas, beruntung di dunia&akhirat, ahli ibadah, ahli syurga, saling menyayangi. Semoga keluarga kecil kita bisa Sekeluarga Sesyurga. Aamiin

Medan
Ibuk sayang Gibran&Maryam 😘😘

Hikmah Anugerah Kedua (Persalinan Maryam)

Hikmah Anugerah kedua

Euforia kebahagiaan lahirnya anak kedua kami masih terasa sampai sekarang. Betapa kami mensyukuri anugerah kedua ini. Namun aku baru tersadar saat kilas balik, ada ‘sesuatu’ yang terjadi di kehamilan hingga persalinan ini.

Sejak anak pertama berhasil disapih pada usia nya 2 tahun 2 bulan, tiba-tiba saja bayi kecilku seolah menjelma menjadi ‘anak besar’, tak lama kemudian ada rasa rindu menyusui lagi, menyentuh, memeluk dan memandangi wajah polos bayi saat menyusui, menciuminya yang setengah sadar mau tidur setelah kenyang menyusu, ah moment yang membahagiakan sekali. Ya Allah izinkan lagi hamba menerima anugerah mu.. 

Cukup dramatis menanti kehamilan kedua ini, sempet jadi sangat sensitif, habis TP udah beberapa tapi masih segaris juga. Udah mikir yang aneh-aneh apa ada masalah kesehatan reproduksiku? 
Saking kepikiran jadi ga enak badan sampe BB turun 3 kg, kebetulan juga saat itu bulan puasa. Sempet telat 2 minggu, kirain hamil eh ternyata haid, tapi kok haid cuma sehari yak? Hmmm 

Suami nasehatin buat santai aja, jangan negatif mulu, InsyaAllah semua baik-baik saja dan akan ada saat yang tepat yang dipilihkanNya. Sampai saatnya menjelang lebaran kami mau mudik. Sebelum ke bandara Aq masukan beberapa obat herbal ke tas terus becanda sama suami, eh jangan salah bawa obat nih ga tau nya udah hamil, liat ada TP belum di pake , kupikir hal ada salahnya dicoba aja. Dannn ternyata dengan cepat langsung 2 garis, jelas banget ! Wow kaget seneng campur khawatir. Teringat kalo aku sempet keluar darah, apa itu bukan haid ? Apa aku keguguran? Berhubung ga mungkin lagi cek ke dokter di medan karna kami harus mudik, jadi di taksi menuju bandara aku reservasi dokter di palembang via telepon. 

Mendarat di palembang, kami ke mushola dulu buat shalat Dzhuhur sekalian ketemu sama temen lama yang nganterin pesenan kurma Muda ku, aku pesen sebelum mudik buat ikhtiar hamil. Dari bandara kami langsung ke RS. Saat USG, dokternya manggil suami sambil dengerin bunyi denyut jantung dan bilang ‘Sudah 2 bulan bu’
Aku seneng banget tapi masih bingung tapi kok saya haid ya? Dokternya senyum jelasin kalo darah yang keluar itu salah satu tanda kehamilan karna proses implantasi embrio. Maafkan daku yang awam ini dok, hehe

Alhamdulillah ya Allah..
Kabar baik ini bener-bener jadi obat, tadinya badan lemes jadi segar bugar malah sanggup nerusin puasa, tadinya ga selera makan malah jadi selera. Selama hamil Sanggup juga terbang keluar kota berapa kali buat silaturahim sodara di PangkalPinang, ke jakarta untuk urusan bisnis umroh, sama kondangan temen kantor di Banda Aceh 3 bulan berurut-turut , Alhamdulillah Allah mudahkan. 

Kehamilan baru masuk TM 2 saya mulai bahas rencana persalinan sama suami. Dan wacana VBAC juga jadi pertimbangan. Tadinya info tentang vbac ini hanya sepintas lalu saya dapat sampai saya ada teman yang mengundang acara Hikmah Kisah Maryam Bidan Mugi, disanalah saya sangat sangat terinspirasi untuk melahirkan normal, dan tentu saja VBAC karna riwayat sc pada persalianan pertama. 

Wacana Vbac ini juga didukung penuh oleh suami, dan dokter langganan kantor yang saya temui di medan pun ternyata adalah dokter pro normal dan sudah pengalaman menangani pasien VBAC yang 90% berhasil. Saat saya tanya apa persiapan yang harus saya lakukan , dokter hanya menjawab siapkan mental. Mengingat isu bahwa vbac beresiko tinggi maka akhirnya saya berusaha cari tahu sendiri demi suksesnya cita-cita VBAC. Tanpa saya sadari ada banyak perubahan positif selama kehamilan ini.

Tadinya tidak rajin baca, jadi rajin baca buku-buku terkait hamil, persalinan plus baca artikel-artikel di website, medsos dari sumber manapun.

Tadinya tidak pernah olahraga, jadi rutin senam hamil, gerakan shalat, yoga, jalan kaki, pijat, gymball, pokoknya bergerak, apapun gerakan yang bisa membantu meringankan keluhan selama hamil, mengoptimalkan posisi janin dan memperlancar persalinan. 

Tadinya makan pilih-pilih, banyak jajan sembarangan, jadi lebih memilih makan makanan sunnah, karna yakin akan menjadi nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan dan juga memperlancar persalinan terutama buah kurma, yang jelas terbukti sudah ada penelitiannya.

Tadinya jago mikir negatif, jadi berlatih afirmasi positif setiap hari, walaupun kadang masih cengeng, Sensi , emosi labil mungkin faktor hormon (alasan πŸ˜…) tapi paling tidak jauh lebih tenang dan mudah menenangkan diri. Jadi punya energi positif.

Tadinya males ibadah sunnah, jadi terasa lebih ringan karna banyaknya yang mau diminta sama Allah (pas ada maunya aja rajin , Astaghfirullah..).

Bahkan saya yang dari dulu selalu kesulitan menulis, sekarang bisa memposting ini sebagai jawaban untuk pertanyaan teman-teman tentang proses VBAC saya. Lumayan menyalurkan 20.000 kata ke tulisan jadi ngomel-ngomel nya berkurang ☺️.

Dan Allah sesuai prasangka hambaNya, Allah Maha pengabul doa, Allah lah penolong , dengan Kasih sayang Nya mewujudkan apa yang diharapkan. Alhamdulillah, begitu banyak anugerah yang Allah berikan.

Dan ternyata manusia bisa berubah karna motivasi yang kuat. Semoga semua buibu yang ber azzam VBAC, Allah mudahkan jalannya. Aamiin



Medan,
_Farah_ 
*sambil ngemong baby Maryam. 😘

Sabtu, 24 Maret 2018

Kisah VBAC Farah

Kisah VBAC Farah _Ibuk Gibran&Maryam_

Alhamdulillah tgl 07 Februari 2018 saya melahirkan per vaginam anak kedua kami (BB 3,74 kg PB 51 cm) lewat HPL (41w). Persalinan yang katanya berisiko tinggi karna 3,5 thn lalu saya SC untuk lahiran anak pertama (BB 3,1kg PB 50cm). Banyak yang bertanya bagaimana kiatnya sukses VBAC. Jawaban nya itu Qadarullah, atas izin Allah ArRahman ArRahim yang memudahkan. Tapi saya akan berbagi ikhtiar apa saja yang saya lakukan dalam rangka memantaskan diri agar cita-cita VBAC terwujud. 

Kiatnya selain berdoa & perkuat ibadah adalah  BERDAYAKAN DIRI dengan belajar dan bergerak. Cari tau informasi sebanyak mungkin terkait persalinan normal, Gentle Birth, VBAC dsb. Referensi saya adalah 

1. Bidan Mugi Rahayu, ikut acara Hikmah Kisah Maryam, baca buku Persalinan Maryam ( cek di akun FB nya). Konsepnya persalinan alami dan Islami.

2. Bidan Yessi Aprilia, ahli Gentle Birth, sering baca artikel di website Bidankita.com, follow akun IG (ada FB juga), dan baca bukunya ‘Bebas takut hamil& melahirkan ‘+ buku ‘catatan Ayah super’. 

3. Amani Birth, lebih dari Gentle Birth, mereka punya pelatihan couple dan doula profesional. Penggagasnya Aisha seorang warga AS yang sejarang tinggal di Saudi, bisa buka website, akun IG dan baca buku nya Amani Birth (Alhamdulillah sudah tersedia terjemahan bahasa Indonesia).

4. Bidan Eka Sri Wahyuni, ahli hipnobirthing di Medan, sempat ikut kelas senam hamil sekali dan follow akun Fb+IG nya. Bisa juga privat untuk trauma healing.

5. Page Fb VBAC Tanya Saya, banyak banget sharing tentang VBAC, ada juga cerita sukses vbac di website Kisahvbac.com

6. Searching dan baca artikel di Google ataupun video di YouTube apapun terkait hamil, melahirkan, Gentle Birth, vbac, senam hamil, prenatal yoga dsb. 


Catatan penting saya dari berbagai referensi tersebut adalah
1. Pernyataan ‘sekali sc seterusnya sc’ itu tidak benar sama sekali! 
Malah Operasi SC berulang lebih tinggi resiko nya daripada VBAC. Jika operasi secara teori kebanyakan dokter membatasi maksimal sampai 3x sc. Yang niat punya anak lebih dari 2 saya sarankan usaha VBAC ya, biar memperkecil resiko, dan menambah peluang punya anak selanjutnya ☺️. Faktanya sudah banyak yang berhasil VBAC bahkan VBA2C.

2. Kebanyakan operasi SC terjadi karna intervensi medis di RS dan si ibu yang kurang berdayakan diri jadi pasrah aja. Seperti pengalaman saya dulu. Ternyata banyak prosedur RS yang sebenarnya tidak diperlukan untuk ibu yang bersalin, yang malah menghambat kemajuan persalinan dan berujung sc, bahkan ada isu bahwa persalinan sudah jadi’bisnis’ karna biaya nya tentu saja jauh lebih besar daripada persalinan per vaginam/normal. 

3. Jika Ibu hamil berdayakan diri, ternyata persalinan normal bisa diusahakan , ada cara untuk mengoptimalkan posisi bayi, ada cara mengatasi janin sungsang, ada cara mengelola rasa sakit kontraksi, gimana biar perinium ga robek tanpa jahitan ada juga caranya, dsb, semua ada ilmunya jika si ibu mau belajar. Dan yang pasti harus yakin bahwa Allah menciptakan tubuh wanita sangat sempurna dan siap untuk mengalami persalinan secara normal. 

4. Punya niat kuat sangat penting, jangan setengah2, jangan ragu2, yakinkan juga keluarga terutama dapatkan ridho suami, karna ada temen saya yg suamimya ga izinkan VBAC , dan banyak juga temen yg sc atas permintaan suami. Makanya harus perluas wawasan biar jadi amunisi yang kuat untuk meyakinkan keluarga bahwa kita mau berusaha VBAC. Dan siap2 hunting dokter/bidan yang pro normal/pro vbac/pro ASI.


Alhamdulillah proses VBAC saya tergolong cepat dan mudah. Selama hamil kedua saya makannya apa aja ga ada pantangan, sempat turun 3 kg di TM 1, males minum susu , sering jajan πŸ˜… tapi InsyaAllah dinetralkan dengan konsumsi makanan sunnah sebagai  nutrisi hamil, kurma habis sekitar 4kg, kismis 2kg, zamzam 5liter, madu 2kg( ini sih karna emang doyan juga sekeliarga 😁)plus buah2an tiap hari waktu itu musim mangga, sama rajin minum kelapa muda. Sejak TM 2 sudah banyak keluhan fisik, apalagi kerja di lantai 3 naik turun tangga (ga ada lift). Keluhan fisik pegel, kram dsb bisa diatasi dengan rajin senam. Kalo males senam bisa pake gerakan shalat ruku, sujud, duduk tawaruk yg optimal seperti diajarkan bidan Mugi atau bisa juga dengan gymball (jika posisi kepala bayi sudah dibawah).

1 bulan sebelum HPL saya sudah cuti dari kantor, jadi lebih fokus persiapan, sehari bisa senam/prenatal yoga 3x di rumah modal YouTube, paling sering main gymball aja, ikut kelas senam diluar cuma 2x, kalo mau  sih bisa ikut senam hamil di RS. Menjelang HPL baru rajin jalan pagiπŸ˜…. Rajin afirmasi positif, pijat endorfin, accupresure , makan buah2an dll, pokoknya laluin semua trik induksi alami.

Kalo dihitung dari HPHT maka HPL adalah tgl 30 jan 2018 tapi dokter ngasih due date tgl 02 feb 2018.
Alhamdulillah Allah pertemukan dengan dokter muslimah yang pro banget, dari awal beliau tidak janjikan pasti bisa VBAC tapi beliau bilang bisa diusahakan dengan banyak syarat dan penilaian. Beliau sabar banget sampe bisa bantu saya VBAC di minggu ke 41πŸ˜…. Betah adek nya di dalem 😁 
Nah karna sudah pernah sc jadi tidak boleh lagi induksi, semua harus alami! Untungnya bisa memenuhi persyaratan, Tebal rahim diatas 3mm, jarak lahir anak pertama 3 thn lebih, posisi janin optimal, plasenta bagus, ketuban cukup, berat janin 2,9kg lebih rendah dari anak pertama 3,1kg.

Kronologinya ya
Tgl 02 feb 2018 
periksa ke dokter belum ada bukaan sama sekali, kontraksi palsu juga masih jarang. Hasil USG ketuban, ,plasenta, denyut janin masih baik dan harus cek per 3 hari. 

Tgl 03 -04 feb 2018
keluar flek, kontraksi palsu

Tgl 05 feb 2018
keluar darah, kontraksi palsu, cek ke RS masih belum ada bukaan. 

Tgl 06 feb 2018
periksa ke dokter, kondisi masih bagus, kontraksi menguat tapi masih belum stabil, dokter jadwalkan tgl 09 harus sc jika belum ada kontraksi alami yang intensif. Tapi masih ada harapan karna ternyata sudah mulai bukaan 1.

Cek ke dokter jam 18.30 (bukaan 1)
Pulang nyampe rumah jam 20.00
Ikhtiar biar bukaan maju sampe lengkap, gymball, senam, makan kurma, nanas, afirmasi positif, ikhlas apapun yang Allah takdirkan. 

Kontraksi makin kenceng, malam itu udah ga bisa tidur lagi, kontraksi per 15menit, per 10 menit, sampe 2-3x kontraksi dalam 10 menit , saya catat kontraksi pakai aplikasi dari bidankita namanya Kontraksi Nyaman, ada afirmasi dari bidan Yessi saat kontraksi. Aplikasi nya sudah WARNING untuk segera ke RS karna kontraksi sudah berpola 3-1-1 ( kontraksi selang 3 menit sekali dengan durasi 1 menit sudah diobservasi dalam 1 jam).

Tgl 07 
Jam 01.00 usaha tidur eh malah pecah ketuban siap2 ke RS

Jam 02.30 cek Bukaan 4
Jam 05.30 si soleha lahir dengan selamat 
Lanjut IMD sampe puas 😁 alhamdulillah

Sebelum ke RS sempet makan kurma , selama proses bersalin minum zamzam, bahkan disela ngeden juga minum karna kering banget tenggorokan (nafas dalam keluar dari mulut ). Alhamdulillah suami setia dampingi sambil ngasih minum, bantu elus2 saat kontraksi , ibu nunggu di luar depan pintu sambil jagain si Abang yang ketiduran di stroller. 

Memang jika Allah berkehendak maka tidak ada yang bisa menghalangi.
Saat nyampe RS jam 02 dokter ku sama sekali ga bisa dihubungi, bidan dan dokter jaga udah panik banget karna progress bukaan sangat cepat, sempet ditawari epidural dan ganti dokter lain, tapi Aq ga mau karna 99% bisa berakhir sc lagi, wong cuma dokter 1 itu aja yang mau bantu vbac di RS itu πŸ˜… jadi bertahan, berprasangka baik, Aq bilang ke bidan, Bu dokter InsyaAllah bentar lagi bisa dihubungi karna pasti beliau bangun solat subuh. Lumayan dramatis emangπŸ˜… waktu bayi nya lahir dokter dan semua orang kaget ternyata bayi nya besar 3,74 kg padahal dokter prediksi hanya 2,9kg bahkan beliau sempet bercanda kalo tau sebesar itu langsung saya SC aja πŸ˜…. Alhamdulillah itulah takdir indah dariNya. 
Kalo ditanya gimana rasanya? 
Lega , legaaaaaaaaaa banget , syukur tak terkira😘 bahagia bisa mengusahakan VBAC yang Gentle Birth, minim trauma😘

Jadi buibu yang mau VBAC jangan takut! Berdayakan diri ikhtiar pantaskan diri, prasangka baik sama Allah, tapi ingat bagaimanapun ikhtiar kita harus ikhlas terima bagaimanapun hasilnya yang nanti Allah pilihkan, InsyaAllah itulah yang terbaik. 

Semangat para pejuang VBAC !😘😘😘



Medan, 23 Maret 2018
_Farah Kurniawati_